Hampir setiap wanita selalu menginginkan kulit wajah yang sehat, mulus, serta tetap terlihat kencang meskipun usia kita sudah tidak muda lagi. Namun, hal tersebut hampir tak mungkin akan menjadi kenyataan apabila Anda tidak memulainya melakukan perawatan sejak muda atau pun memulainya saat usia kita sudah masuk lanjut usia. P roses penuaan pada kulit wajah tidak bisa kita hindari sedikitpun,kamu hanya bisa mencegah atau melindungi agar dampaknya tidak lebih cepat ,kecuali kamu memang tipe orang yang terbiasa memulai melakukan ekstra perawatan ketika usia kulit kamu sudah mengalami penuaan. Memiliki kulit kendur atau keriput pada wajah merupakan suatu tanda bahwa proses penuaan atau perubahan kulit wajah sudah mulai terjadi dengan bertambahnya usia pada kulit kita. Jika dibagi kulit memiliki 3 lapisan yang terdiri dari : 1. Bagian luar (epidermis), mengandung sel-sel kulit dan pigmen/warna kulit 2. Bagian tengah (dermis), mengandung pembuluh darah, saraf, folikel rambut, dan kelenjar
Serangan jantung bisa datang kapan saja bagi yang memiliki faktor risiko, apalagi saat melakukan aktivitas fisik yang berat seperti olahraga. Siapa pun bisa kena, tapi penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih rentan mengalaminya.
"Risiko kematian mendadak saat olahraga secara dramatis lebih rendah pada perempuan dibandingkan pada laki-laki," kata Dr Eloi Marijon, peneliti dari Universite Paris Descartes, seperti dikutip dari Health Day, Kamis (15/8/2013).
Dalam penelitiannya, Dr Marijon mengamati 800 kasus kematian mendadak yang terjadi saat olahraga di Prancis antara tahun 2005 hingga 2010. Dari seluruh kasus, cuma ada 5 kasus yang melibatkan pasien perempuan. Usia rata-rata para perempuan adalah 44 tahun, sementara pada laki-laki 46 tahun.
Dari hasil pengamatan, Dr Marijon menyimpulkan bahwa risiko kematian mendadak saat olahraga pada perempuan adalah sebesar 0,51 kasus tiap 1 juta partisipan olahraga. Pada laki-laki, risikonya jauh lebih tinggi yakni 10,1 kasus tiap 1 juta partisipan olahraga.
Meski demikian, penelitian ini tidak mengungkap lebih jauh mengapa laki-laki lebih rentan mengalami serangan jantung yang berujung pada kematian saat berolahraga. Apakah berhubungan dengan cara berolahraga atau faktor lain, masih butuh penelitian lebih lanjut untuk mengungkapnya.
Temuan lain dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara faktor penuaan dengan peningkatan risiko kematian mendadak saat olahraga. Namun hubungan tersebut cuma ditemukan pada laki-laki, sedangkan pada perempuan tidak terlalu tampak hubungannya.
Aktivitas fisik dengan intensitas berat memang tidak boleh dilakukan sembarangan bagi yang memiliki riwayat gangguan jantung. Bukan cuma olahraga, bahkan berhubungan seks sekalipun bisa memicu kematian mendadak jika dilakukan sembarangan pada kelompok tersebut.
Sumber: Detik
"Risiko kematian mendadak saat olahraga secara dramatis lebih rendah pada perempuan dibandingkan pada laki-laki," kata Dr Eloi Marijon, peneliti dari Universite Paris Descartes, seperti dikutip dari Health Day, Kamis (15/8/2013).
Dalam penelitiannya, Dr Marijon mengamati 800 kasus kematian mendadak yang terjadi saat olahraga di Prancis antara tahun 2005 hingga 2010. Dari seluruh kasus, cuma ada 5 kasus yang melibatkan pasien perempuan. Usia rata-rata para perempuan adalah 44 tahun, sementara pada laki-laki 46 tahun.
Dari hasil pengamatan, Dr Marijon menyimpulkan bahwa risiko kematian mendadak saat olahraga pada perempuan adalah sebesar 0,51 kasus tiap 1 juta partisipan olahraga. Pada laki-laki, risikonya jauh lebih tinggi yakni 10,1 kasus tiap 1 juta partisipan olahraga.
Meski demikian, penelitian ini tidak mengungkap lebih jauh mengapa laki-laki lebih rentan mengalami serangan jantung yang berujung pada kematian saat berolahraga. Apakah berhubungan dengan cara berolahraga atau faktor lain, masih butuh penelitian lebih lanjut untuk mengungkapnya.
Temuan lain dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara faktor penuaan dengan peningkatan risiko kematian mendadak saat olahraga. Namun hubungan tersebut cuma ditemukan pada laki-laki, sedangkan pada perempuan tidak terlalu tampak hubungannya.
Aktivitas fisik dengan intensitas berat memang tidak boleh dilakukan sembarangan bagi yang memiliki riwayat gangguan jantung. Bukan cuma olahraga, bahkan berhubungan seks sekalipun bisa memicu kematian mendadak jika dilakukan sembarangan pada kelompok tersebut.
Sumber: Detik
Komentar
Posting Komentar