Hampir setiap wanita selalu menginginkan kulit wajah yang sehat, mulus, serta tetap terlihat kencang meskipun usia kita sudah tidak muda lagi. Namun, hal tersebut hampir tak mungkin akan menjadi kenyataan apabila Anda tidak memulainya melakukan perawatan sejak muda atau pun memulainya saat usia kita sudah masuk lanjut usia. P roses penuaan pada kulit wajah tidak bisa kita hindari sedikitpun,kamu hanya bisa mencegah atau melindungi agar dampaknya tidak lebih cepat ,kecuali kamu memang tipe orang yang terbiasa memulai melakukan ekstra perawatan ketika usia kulit kamu sudah mengalami penuaan. Memiliki kulit kendur atau keriput pada wajah merupakan suatu tanda bahwa proses penuaan atau perubahan kulit wajah sudah mulai terjadi dengan bertambahnya usia pada kulit kita. Jika dibagi kulit memiliki 3 lapisan yang terdiri dari : 1. Bagian luar (epidermis), mengandung sel-sel kulit dan pigmen/warna kulit 2. Bagian tengah (dermis), mengandung pembuluh darah, saraf, folikel rambut, dan kelenjar
Setiap hari tubuh kita menghadapi serangan radikal bebas yang di dapatkan dari lingkungan sekitar. Bentuknya tak terlihat secara kasat mata, namun bahayanya di kemudian hari dapat mengancam kesehatan tubuh.
Radikal bebas adalah sekelompok zat kimia yang memiliki elektron tidak berpasangan karena kehilangan atau mendapat elektron. Kerusakan oleh radikal bebas dalam waktu lama dapat memicu kanker. Untuk mencegah hal ini, antioksidan dapat membalikkan kerusakan yang disebabkan oleh oksidasi sampai batas tertentu.
Antioksidan terutama mengandung zat gizi seperti vitamin dan mineral serta beberapa enzim.
Manfaat Antioksidan
Saat menyimpan sepotong apel di udara terbuka, setelah beberapa waktu Anda akan menemukan bahwa daging apel berubah menjadi coklat. Hal ini terjadi karena oksidasi. Jika Anda mengoleskan beberapa tetes air lemon, maka potongan apel tersebut akan tetap berwarna segar.
Hal ini terjadi karena efek antioksidan yang terkandung dalam lemon. Antioksidan juga melakukan hal yang sama dalam melindungi sel-sel tubuh kita. Pada dasarnya, antioksidan berfungsi menghentikan proses oksidasi dengan menetralisir radikal bebas yang terbentuk selama oksidasi.
Saat menetralkan radikal bebas, antioksidan pada akhirnya juga mengalami oksidasi. Untuk alasan inilah maka tubuh membutuhkan pasokan konstan antioksidan.
Cara Kerja Antioksidan
Radikal bebas yang terbentuk selama oksidasi berada dalam keadaan yang sangat tidak stabil sehingga memiliki kecenderungan melepaskan elektron atau menyerap elektron dari sel. Setiap kali sebuah elektron dilepaskan atau ditangkap oleh radikal bebas, maka akan terbentuk radikal bebas yang baru.
Antioksidan seperti beta karoten, vitamin C, dan vitamin E membantu mengubah radikal bebas yang tidak stabil ke dalam bentuk yang stabil. Artinya, rantai radikal bebas akan terhenti sehingga menghentikan pula proses oksidasi.
Suatu jenis antioksidan umumnya hanya efektif pada radikal bebas jenis tertentu. Itu sebab, pada radikal bebas yang berlainan, suatu antioksidan mungkin tidak akan menunjukkan efek yang diinginkan.
Sumber Antioksidan
Terdapat beberapa ribu jenis antioksidan yang ditemukan dalam berbagai makanan nabati. Masing-masing dari antioksidan tersebut memiliki fungsi dan mekanisme sendiri. Vitamin E, vitamin C, selenium, dan beta karoten adalah beberapa antioksidan yang paling dikenal.
Antioksidan tersebut sering disebut juga sebagai agen anti-penuaan karena membantu menjaga kulit tetap tampak muda. Tubuh perlu mendapatkan asupan antioksidan terus-menerus. Selain dari makanan, suplemen juga dianggap bisa memenuhi kebutuhan tubuh akan antioksidan.
Namun beberapa studi menemukan bahwa suplemen seringkali tidak mengandung keseimbangan yang tepat dari vitamin, mineral, dan enzim sebagaimana yang dapat diperoleh dari buah-buahan atau sayuran. Oleh karena itu, antioksidan terbaik tetap harus didapatkan dari buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah.
Makanan tinggi antioksidan termasuk diantaranya bit, wortel, bayam, brokoli, tomat, ceri, anggur merah, dan biji-bijian. Terlepas dari efek anti-penuaan, antioksidan juga memainkan peran penting dalam mencegah risiko beberapa penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, penyakit Alzheimer, rheumatoid arthritis dll.
Sumber: Amazine.co
Radikal bebas adalah sekelompok zat kimia yang memiliki elektron tidak berpasangan karena kehilangan atau mendapat elektron. Kerusakan oleh radikal bebas dalam waktu lama dapat memicu kanker. Untuk mencegah hal ini, antioksidan dapat membalikkan kerusakan yang disebabkan oleh oksidasi sampai batas tertentu.
Antioksidan terutama mengandung zat gizi seperti vitamin dan mineral serta beberapa enzim.
Manfaat Antioksidan
Saat menyimpan sepotong apel di udara terbuka, setelah beberapa waktu Anda akan menemukan bahwa daging apel berubah menjadi coklat. Hal ini terjadi karena oksidasi. Jika Anda mengoleskan beberapa tetes air lemon, maka potongan apel tersebut akan tetap berwarna segar.
Hal ini terjadi karena efek antioksidan yang terkandung dalam lemon. Antioksidan juga melakukan hal yang sama dalam melindungi sel-sel tubuh kita. Pada dasarnya, antioksidan berfungsi menghentikan proses oksidasi dengan menetralisir radikal bebas yang terbentuk selama oksidasi.
Saat menetralkan radikal bebas, antioksidan pada akhirnya juga mengalami oksidasi. Untuk alasan inilah maka tubuh membutuhkan pasokan konstan antioksidan.
Cara Kerja Antioksidan
Radikal bebas yang terbentuk selama oksidasi berada dalam keadaan yang sangat tidak stabil sehingga memiliki kecenderungan melepaskan elektron atau menyerap elektron dari sel. Setiap kali sebuah elektron dilepaskan atau ditangkap oleh radikal bebas, maka akan terbentuk radikal bebas yang baru.
Radikal bebas yang baru terbentuk akan terus melakukan hal yang sama. Dengan cara ini, rantai radikal bebas tercipta. Jika kondisi ini terus terjadi dalam waktu yang lama, sel tubuh akan menjadi rusak.
Antioksidan seperti beta karoten, vitamin C, dan vitamin E membantu mengubah radikal bebas yang tidak stabil ke dalam bentuk yang stabil. Artinya, rantai radikal bebas akan terhenti sehingga menghentikan pula proses oksidasi.
Suatu jenis antioksidan umumnya hanya efektif pada radikal bebas jenis tertentu. Itu sebab, pada radikal bebas yang berlainan, suatu antioksidan mungkin tidak akan menunjukkan efek yang diinginkan.
Sumber Antioksidan
Terdapat beberapa ribu jenis antioksidan yang ditemukan dalam berbagai makanan nabati. Masing-masing dari antioksidan tersebut memiliki fungsi dan mekanisme sendiri. Vitamin E, vitamin C, selenium, dan beta karoten adalah beberapa antioksidan yang paling dikenal.
Antioksidan tersebut sering disebut juga sebagai agen anti-penuaan karena membantu menjaga kulit tetap tampak muda. Tubuh perlu mendapatkan asupan antioksidan terus-menerus. Selain dari makanan, suplemen juga dianggap bisa memenuhi kebutuhan tubuh akan antioksidan.
Namun beberapa studi menemukan bahwa suplemen seringkali tidak mengandung keseimbangan yang tepat dari vitamin, mineral, dan enzim sebagaimana yang dapat diperoleh dari buah-buahan atau sayuran. Oleh karena itu, antioksidan terbaik tetap harus didapatkan dari buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah.
Makanan tinggi antioksidan termasuk diantaranya bit, wortel, bayam, brokoli, tomat, ceri, anggur merah, dan biji-bijian. Terlepas dari efek anti-penuaan, antioksidan juga memainkan peran penting dalam mencegah risiko beberapa penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, penyakit Alzheimer, rheumatoid arthritis dll.
Sumber: Amazine.co
Komentar
Posting Komentar